Laman

Selasa, 01 Maret 2016

Ketuk Pintu Layani Dengan Hati

Ketuk Pintu Layani Dengan Hati (KPLDH) merupakan salah satu program unggulan Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta dalam rangka meningkatan cakupan pelayanan kesehatan di wilayah DKI Jakarta, khususnya di wilayah prioritas, seperti di rusunawa, rusunami, kampung deret, wilayah pemukiman kumuh padat (kupat), atau kumuh miskin (kumis). Program yang diresmikan pada tanggal 24 Mei 2015, sudah terselenggara di beberapa Kecamatan di DKI Jakarta. Salah satu wilayah yang aktif menggiatkan program tersebut adalah wilayah Kecamatan Grogol Petamburan.


Kegiatan KPLDH di Kecamatan Grogol Petamburan diselenggarakan oleh Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan melalui kerja sama dengan lintas sektoral dan kemitraan. Kegiatan ini dimulai dengan pendataan wilayah pada tahun 2015 dengan target total coverage dari jumlah sasaran yang sudah ditetepkan sebelumnya di awal kegiatan. Melalui pendataan, diharapkan, masalah kesehatan di wilayah dapat diketahui, sehingga dapat ditindaklanjuti secara optimal. Di wilayah Kecamatan Grogol Petamburan, kegiatan pendataan sudah dilakukan di wilayah kupat atau kumis yang tersebar di tujuh Kelurahan.


Selain kegiatan pendataan, kami juga melakukan kegiatan imunisasi keliling yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan pelayanan imunisasi. Balita diberikan imunisasi jika status imunisasi balita tersebut didapatkan tidak lengkap, terlihat dari status imunisasi di buku KIA atau KMS. Kami juga melakukan pelacakan masalah gizi di masyarakat melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan atau panjag badan pada anak balita. Jika ditemukan masalah gizi seperti obesitas atau gizi kurang akan langsung diberikan konsultasi gizi oleh petugas gizi. Sedangan, jika ditemukan kondisi gizi buruk, pasien langsung dirujuk ke Puskesmas untuk penanganan lebih lanjut.


Ke depannya pada tahun 2016, program KPLDH di wilayah Kecamatan Grogol Petamburan rencananya akan diintegrasikan dengan kegiatan RW Siaga yang bertujuan meningkatkan upaya kesehatan masyarahat secara mandiri. Kegiatan dilakukan sebanyak dua tahap di setiap wilayah. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah survei mawas diri (SMD), dan kemudian diikuti dengan kegiatan musyawarah masyarakat desa (MMD) untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan pada saat SMD. Diharapkan, melalui kegiatan yang terintegasi ini, masyarakat di wilayah tersebut menjadi berdaya mandiri di segala bidang, terutama di bidang kesehatan, selain itu upaya kesehatan bersumberdaya dari masyarakat (UKBM) juga semakin berkembang. Intan 

0 komentar:

Posting Komentar