Ketuk Pintu Layani Dengan
Hati (KPLDH) merupakan salah satu program unggulan Dinas Kesehatan Pemprov DKI
Jakarta dalam rangka meningkatan cakupan pelayanan kesehatan di wilayah DKI
Jakarta, khususnya di wilayah prioritas, seperti di rusunawa, rusunami, kampung
deret, wilayah pemukiman kumuh padat (kupat), atau kumuh miskin (kumis).
Program yang diresmikan pada tanggal 24 Mei 2015, sudah terselenggara di
beberapa Kecamatan di DKI Jakarta. Salah satu wilayah yang aktif menggiatkan
program tersebut adalah wilayah Kecamatan Grogol Petamburan.
Kegiatan KPLDH di Kecamatan
Grogol Petamburan diselenggarakan oleh Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan
melalui kerja sama dengan lintas sektoral dan kemitraan. Kegiatan ini dimulai
dengan pendataan wilayah pada tahun 2015 dengan target total coverage dari jumlah sasaran yang sudah ditetepkan sebelumnya
di awal kegiatan. Melalui pendataan, diharapkan, masalah kesehatan di wilayah dapat
diketahui, sehingga dapat ditindaklanjuti secara optimal. Di wilayah Kecamatan
Grogol Petamburan, kegiatan pendataan sudah dilakukan di wilayah kupat atau
kumis yang tersebar di tujuh Kelurahan.
Selain kegiatan pendataan,
kami juga melakukan kegiatan imunisasi keliling yang bertujuan untuk
meningkatkan cakupan pelayanan imunisasi. Balita diberikan imunisasi jika status
imunisasi balita tersebut didapatkan tidak lengkap, terlihat dari status imunisasi
di buku KIA atau KMS. Kami juga melakukan pelacakan masalah gizi di masyarakat
melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan atau panjag badan pada anak
balita. Jika ditemukan masalah gizi seperti obesitas atau gizi kurang akan langsung
diberikan konsultasi gizi oleh petugas gizi. Sedangan, jika ditemukan kondisi
gizi buruk, pasien langsung dirujuk ke Puskesmas untuk penanganan lebih lanjut.
Ke depannya pada tahun 2016,
program KPLDH di wilayah Kecamatan Grogol Petamburan rencananya akan diintegrasikan dengan
kegiatan RW Siaga yang bertujuan meningkatkan upaya kesehatan masyarahat secara
mandiri. Kegiatan dilakukan sebanyak dua tahap di setiap wilayah. Kegiatan
pertama yang dilakukan adalah survei mawas diri (SMD), dan kemudian diikuti
dengan kegiatan musyawarah masyarakat desa (MMD) untuk memecahkan permasalahan
yang ditemukan pada saat SMD. Diharapkan, melalui kegiatan yang terintegasi
ini, masyarakat di wilayah tersebut menjadi berdaya mandiri di segala bidang,
terutama di bidang kesehatan, selain itu upaya kesehatan bersumberdaya dari
masyarakat (UKBM) juga semakin berkembang. Intan
0 komentar:
Posting Komentar